info@stipram.ac.id (0274) 485 650
GKR Bendara: Saya Harap Menteri Pariwisata dari Lulusan STIPRAM
Jumat, 22 September 2023 14:50:37

Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara memupuk harapan tinggi agar lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Jogja tidak hanya menjadi pekerja pariwisata. Namun, bisa menjadi inovator, bahkan, Menteri Pariwisata Indonesia di masa datang. "Saya harap STIPRAM tidak hanya mencetak pekerja tetapi juga pemangku kebijakan. Terlebih lagi menciptakan inovator-inovator di dalam dunia pariwisata," ujarnya pada acara Dies Natalis Stipram Jogja ke-22 tahun, pada Rabu 13 September 2023. "Saya harap nanti kita mendapatkan Menteri Pariwisata dengan backgroud pariwisata dari STIPRAM," tegasnya.

Menurut puteri kelima Hamengku Buwono X ini, STIPRAM Jogja sejauh ini telah mencetak tenaga profesional di industri pariwisata. Diharapkan terus berinovasi dan adaptif sehingga bisa mencetak lulusan yang menjadi inovator dan pembuat kebijakan pariwisata. Para lulusan STIPRAM Jogja tidak hanya sebatas dipekerjakan oleh industri. Namun bisa mengimplementasikan sustainaible tourism, yakni pariwisata berbasis lingkungan. Sebab kondisi saat ini, pariwisata masih banyak yang tidak memperhatikan dan mengindahkan keberlangsungan lingkungan. Bahkan, ada juga yang memiliki kecenderungan merusak, baik segi alam maupun budaya.

"Pariwisata tidak hanya perihal uang dan cantiknya (tempat wisata) Instagramable-nya tetapi pariwisata juga punya dampak negatif. Nah pemangku kebijakan ini lah yang mengupayakan dan menekan negativitas," ujarnya.

Sementara itu, Ketua STIPRAM Jogja Dr. Suhendroyono mengatakan keberlangsungan STIPRAM Jogja hingga masuk ke usia 22 tahun tidak mudah. Dalam perjalanannya, STIPRAM Jogja tetap eksis atas bantuan banyak stakeholders.

"Kami bersyukur berkat bantuan segala pihak dan fasilitas yang diberikan Dikti kepada kita bisa melangkah lebih baik daripada ketakutan-ketakutan yang dihadapi," ujarnya.

Ada pun pola kegiatan Dies Natalis kali ini salah satunya sengaja mengusung kesenian Reog Ponorogo. Menurutnya Pariwisata lingkupnya banyak, termasuk kesenian. Sedangkan kesenian juga sifatnya beragam tidak hanya dari Jogja. Tari Reog yang ditampilkan menggambarkan persatuan dan kerjasama.

"Bukan hanya seni Jogja karena seni itu global, punya semua orang. Meraih asa tadi diterjemahkan dalam tarian Reog. Ada Raja, rakyat dah semua bersatu, gak mungkin akan sendiri-sendiri. Sekarang waktunya bersatu bersama-sama meraih masa depan karena tantangan ke depan jauh lebih berat dari tahun-tahun lalu," paparnya.